Buku Tamu

Text address bar

Selasa, 20 Desember 2011

Telepon Mbah Kakung

"Mi, ini ada Mbah Kakung di telepon", kata Ibu.
"Oiya, Bu....", kataku.
"Halo, Mbaaaahhhh....", sapaku.
"Halo, Mi...", Mbah balik menyapa.
"Gimana Mbah kabarnya?"
"I'm fine...hehehe...", jawab Mbah menggunakan bahasa Inggrisnya dengan tawanya yang khas.
Aku pun hanya tersenyum mendengar jawaban dari Mbahku yang satu ini. Beliau memang senang sekali membaca dan meng-improvisasi bahasa asing, meskipun usia beliau sudah cukup tua.

"How about you?", lanjut mbah.
"I'm fine, Mbah....", jawabku.
"Kapan ke Jogya lagi?"
"Wah, Mbah.... Aku pengennya sih sekarang ke Jogja. Tapi lagi tidak ada uang, Mbah. hehehe..."
"Bukannya dapat juara, nduk,,,,?"
Gleeeekk.... Aku menelan ludah. Aku rasa 'lagi tidak ada uang' bukan alasan yang tepat mengapa aku tidak ke Jogja. Salah bicara.
"Hehe... Iya, Mbah...Alhamdulillah, aku dapat Juara 2 Kompetisi Nasional Statistika Ria 2011. Karena doa Mbah juga aku bisa dapat juara".
Bla...
Bla...
Bla...

Pelajaran yang bisa dipetik dari cerita di atas adalah ketika kita sedang berbicara sebaiknya kita berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara, terutama jika lawan bicara kita berbicara adalah orang yang jauh lebih tua karena biasanya orang yang usianya jauh lebih tua akan lebih sensitif terhadap suatu pembicaraan. Selain itu, jangan pernah mengatasnamakan uang sebagai alasan tidak dapat bersilaturahim karena menurut hadist, silaturahim itu dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki kita.

Semoga aku tidak melakukan hal ini lagi. Ckckck.... Ami... Ami... -.-



Tidak ada komentar:

Posting Komentar